Minggu, 04 Juli 2010

PELUANG


Pada tahun 1654, seoarang penjudi bangsawan Prancis yang bernama Chevalier de mere mengajukan masalah kepada Blaise Pascal sebagai berikut:
"Dalam delapan kesempatan melempar dadu, seorang penjudi yang bertaruh dengan sejumlah uang tertentu harus memperoleh mata 1 untuk memenangkan taruhan. Tetapi setelah melakukan 3 lemparan yang semuanya gagal, permainan terpaksa dihentikan karena ada suatu gangguan. Bandar jelas tak mau rugi, oleh karenanya dia harus menahan sebagian taruhan si Penjudi sebagai jaminan. Pertanyaannya, berapakah besar taruhan si Penjudi yang harus ditahan tersebut?"
Pada mulanya Pascal menganggap ini persoalan sepele yang bisa diselesaikan dengan logika dan aljabar biasa, tapi setelah berhari-hari gagal mendapatkan solusi ia mulai menganggap bahwa ini merupakan masalah pelik dan belum ada cabang matematika yang mempelajarinya. Ia lalu berkorespondesi dengan rekannya sesama matematikawan yang bernama Pierre de Fermat. Setelah berkorespondesi berkali-kali dengan Fermat, akhirnya mereka berhasil menyelesaikan masalah ini. hasil korespondesi mereka menjadi cikal bakal perkembangan ilmu hitung peluang modern.
Dalam perkembangannya, ilmu hitung peluang menjadi sangat penting dan berguna dalam berbagai bidang, terutama asuransi, Biologi, Sosial, industri, olahraga, Antropologi, kependudukan, Fisika dan sebagainya. Sayangnya ilmu hitung peluang justru banyak digunakan bandar judi untuk menguras uang dari para penjudi, terutama para penjudi amatiran yang tidak mengerti ilmu peluang, sekaligus membodohinya dengan cara meluncurkan permainan-permainan yang tidak adil, yaitu secara matematis pasti merugikan penjudi dan menguntungkan bandar.
Pelajari ilmu peluang, dan rasakanlah bahwa banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengamati berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar